6 Aturan Kocak Sepak Bola Ala Bocah Kampung. FIFA juga Pusing Kalau Nonton Pertandingannya!

6 Aturan Kocak Sepak Bola Ala Bocah Kampung. FIFA juga Pusing Kalau Nonton Pertandingannya!

Sepak bola tetap jadi salah satunya olahraga nomor satu di Indonesia. Tidak hanya suka melihat, orang Indonesia suka memainkan. Pada sore hari mereka bergabung di atas lapangan dan main bersama sampai azan Magrib hentikan.

Waktu kita kecil, main bola di atas lapangan jadi kegiatan rutin. Nyaris tiap hari kita melakukan bersama rekan-rekan. Banyak peristiwa kocak yang dapat dikenang di peristiwa itu. Diantaranya mengenai ketentuan main yang manasuka. Ketentuan main bola yang betul diadaptasi demikian rupa berdasar kenyamanan bersama. Dari demikian ketentuan aneh, berikut sejumlah salah satunya.

Di permainan bola daerah jarang-jarang sekali berlangsung handball. Saat ada yang menyaksikan bola terkena tangan dan minta handball, bocah-bocah musuh menampik berlangsung pelanggaran. Mereka berkelit tidak menyengaja. Laga perlu jalan kembali. Handball diberi pelanggaran bila muncul karena disengaja. Misalkan saat bola ingin masuk gawang, lalu ada pemain yang bukan penjaga gawang tangkapnya. Nah, itu baru dipandang pelanggaran.

Laga bola ala-ala bocah daerah cukup fleksibel masalah jumlah pemain. Berapa saja pemain yang ada, laga tetap diawali. Tidak harus sebelas, jumlah pemain ke-2 team tidak harus sama. Beda satu atau 2 orang juga laga tetap berjalan. Surplus pemain itu umumnya anak bawang alias ia yang tidak dapat main bola, karena itu tidak masuk perhitungan. Ia bisa main hanya agar ramai saja.

Bocah daerah tidak pernah repot jika ingin main bola. Sepanjang ada tanah kosong dan bola, mereka dapat main dimanapun. Lapangan tidak perlu garis, tidak perlu wasit, tidak gawang juga cukup gunakan sandal. Saat jumlah orangnya kurang, bocah menyiasatinya dengan memperkecil gawang dan menghapus penjaga gawang. Langkah ini cukup menolong walau pada realisasinya sering berlangsung manipulasi. Gawang kerap kali digeser-geser agar musuh sulit ngegolin.

Yang lucu dari ketentuan gol laga bola ala-ala bocah daerah adalah keputusan gol. Bola masuk gawang benar-benar dapat dibatalkan jika tangan penjaga gawang tidak dapat mencapainya. Team yang kalah akan lakukan protes untuk membatalkan gol itu dengan alasan “ketinggian”. Gol itu disebutkan nakal karena mengeksploitasi tinggi tubuh penjaga gawang. Kocak bet dah!

Ketentuan offside kerap jadi masalah di laga bola profesional. Kehadiran VAR bisa dibuktikan tidak sukses merealisasikan keadilan. Memang paling bener jika bola tidak ada offside seperti yang dikerjakan bocah-bocah daerah. Sebab tidak ada offside orang jadi tidak perlu berdiskusi kembali masalah resmi atau enggaknya gol. Sepanjang tidak terkena tangan semua resmi.

Kemenangan sepak bola didasari pada siapakah yang cetak score tertinggi. Ketentuan ini tidak berlaku di kampung-kampung. Timmu tidak dapat disebutkan menang walau sukses cetak banyak gol sekalinya. Timmu baru dapat disebutkan menang saat dapat cetak gol paling akhir sebentar azan magrib berkemandang. ?

Itu aturan-aturan kocak yang berjalan di sepak bola daerah. Ketentuan yang dibuat sendiri oleh bocah-bocah yang main. Karena itu saat ada lawatan FIFA ke Indonesia lebih bagus jauhi tiba ke daerah, agar mereka tidak migren. Sulit-susah membuat ketentuan, eh, dilanggar semaunya sama bocah-bocah.

error: Content is protected !!